January 6, 2013

Doubt

Awalnya pikiran ini cuma sekecil kutu, tapi kenapa semakin gue dewasa semakin kepikiran semua hal ini. What I know is, "nothing's permanent in this world", am I right? Termasuk juga semua hal yang ada di comfort zone gue sekarang (rumah, tempat tidur, selimut, tv, AC yang dingin). Makanya sekarang gue ngerti kenapa orang tua sering bilang, "mumpung ada orang tua ya, nanti kali udah gaada baru kamu nyesel."

Well, i get it now. Ternyata hal terindah di dunia ini yaitu punya orang yang selalu bakal fight for you, no matter what. Tenang... I'm not gonna teach you how to love your parents haha. Hunungannya sama pikiran gue ini adalah, i am just afraid of, if what i'm capable of is really enough for this 21st century life challenge.

Makin kesini, rasanya semakin takut membayangkan hal itu, "apakah nanti lamaran kerja gue bakal diterima?", "apakah dengan 'ketatnya' persaingan di dunia ini semua impian gue bakal tercapai?", atau "bisakah nanti gue jadi orang yang dipandang masyarakat? Atau bahkan sebaliknya?"

Yes, sometimes i doubt myself.

They said, masa depan itu belum terjadi, yang harus dipikirkan adalah yang sekarang ini. Tapi kenapa ya, takut akan masa depan itu masih tidak bisa gue hindari.

Ditambah dengan kata orang, di abad sekarang ini itu lo ga cukup dengan punya nilai bagus di sekolah, beda kayak jaman dulu, kalo gak pinter langsung direndahin. Jaman sekarang semua unexpected, yang dulu males pas gedenya malah berhasil dengan insting humannya, yang dulunya ranking 1 karena kurang bersosialisasi gedenya ga jadi siapa-siapa.

Funny, isnt it?

Sekarang semua terasa semu. Yang benar, jadi salah. Yang salah, jadi benar.
Dan...
"Semua yang mereka ajarkan kepada kita di masa kecil... terdengar salah"

No comments:

Post a Comment